Tuesday, July 05, 2005

Tentang kekecewaan

ada energi negatif yang mengalir di pagi hari..tatkala melihat salah satu koran...bukan karena isi berita ataupun headline yang sedang hot. Tapi ini masalah integritas, bahasa manajemen profesionalisme. Ya..saya sedang menyalurkan energi negatif akibat ulah wartawan yang ingkar janji..pengen marah..ah itu bukan tabiat saya. Saya hanya memendam saja dalam hati semoga ada hal lain yang bisa menjadikan saya lebih legowo atas hal-hal yang kurang berkenan dihati ini. Sifat manusiawikan bila saya ingin marah..tapi marah juga tak menyelesaikan masalah.

Ini bermula saat turnamen golf sabtu lalu (2/07/05). Kebetulan saya diberi amanah untuk mengkoordinir media dalam rangka meliput acara dimaksud. Ada kekecewaan sebetulnya dengan salah satu media yang mengklaim sebagai media terbesar di daerah ini. Sudah lebih dari tiga hari saya mengkonfirmasi media tersebut untuk meliput acara. Awalnya tidak ada masalah, mereka bersedia untuk meliput. Pada saat hari pelaksanaan, ternyata wartawan dari media tersebut belum juga datang. Padahal inti acara ada pada saat itu, sayang sekali momen yang penting tidak terekam. Maka saya pun mengontak kembali, dan saya menghadapi masalah dengan sinyal handphone mereka yang sulit dihubungi. Akhirnya..saya pun coba sms saja..dan alhamdulillah mereka datang walaupun telat itupun dipenghujung acara. Saya mencoba bersikap mengerti dengan tugas kewartawanan yang menuntut banyak peliputan dalam satu waktu.

Mereka pun saya perkenankan meliput acara turnamen golf tersebut dengan segala keterbatasan waktu dengan segala kompensasi yang mereka minta dan saya sanggupi.

Kekecewaan saya akhirnya memuncak, setelah saya tunggu tiga hari ternyata berita tentang turnamen golf walaupun bukan berita yang besar namun sangat penting untuk bargaining image ke masyarakat. Padahal mereka sendiri yang menjanjikan untuk turun cetak pada hari setelah peliputan. Akhirnya karena sudah kadung kecewa, saya pun mengontak wartawan itu kembali.

Jawabannya sungguh sangat mengecewakan. Saya hanya berusaha menahan nafas dalam. Untuk mengecek kembali atas pernyataannya bahwa even tsb sudah naik cetak. Bahasa wartawan itu sungguh membuat saya pusing, saya ga' akan menceritakannya namun sungguh membuat saya miris nggak ada sikap cek & ricek atas semua komentarnya. Saya ga' terbiasa untuk marah dan mengcounter semua yang diucapkannya. Karena saya pikir berbantahan bukan sikap profesional sejati...dan akhirnya saya hanya berujar dengan seramah mungkin silahkan cek kembali pada hari kapan berita tersebut dimuat dan saya akan minta maaf.

Akhirnya dia mengakui kesalahannya. Sebagai manusia yang beriman..tentu saja saya maafkan. Dan dia berjanji untuk kesekian kali akan menaikkan berita turnamen golf yang sudah basi bagi saya besok....ah energi negatif itu akhirnya tersalurkan setelah saya mencurahkan semua dalam tulisan ini. Mudah-mudahan besok dia tidak ingkar janji......

No comments: