Wednesday, September 14, 2011

karena gw peduli (3)

sejujurnya gue ga perlu repot memikirkan si A.Betapa rugi waktu yang gue habiskan hanya untuk memperhatikan si A.Acapkali gue sama sekali ga inget sama dia sama sekali karena jujur banyak teman yang jauh lebih baik dan menyenangkan dibanding dia.Tetapi ketika gue pulang ke kamar kosan,kemudian kebiasaan gue adalah selalu memperhatikan status BBM,twitter sesekali FB temen-temen.Status si A bahkan foto profile-nya selalu menunjukkan nuansa galau,kesepian,dan hal lainnya.Gue seperti merasa iba dan kasihan.Pengen gue rangkul dan bilang, "Sob ga perlu sedih?" masih banyak yang menyenangkan.

Tapi setiap kali mengajak dia untuk bareng menghabiskan hari perlu ekstra tenaga dan pikiran agar dia mau.Memang sih untuk beberapa kesempatan dia selalu mengiyakan mau. Namun dia masih belum menyatu terlihat masih berada dalam dunia-nya sendiri yang penuh kesendirian. Suaranya saat berbicara sangat pelan bahkan harus memintanya mengulang agar gue tahu apa maksudnya? Gue pernah ajak dia nonton JavaJazz tapi dia minta langsung keluar,aaaah kayaknya setiap ada event orang pertama yang pengen gw ajak cuma dia doank.Selebihnya ga ada karena gue kepengen dia sedikit terhibur bertemu teman-teman gue ataupun aktivitas yang sehat.Gue baru sadar ternyata dia memang sangat introvert,cenderung menahan diri dari segala keinginan yang lazim.

Gw bingung untuk meneruskan cerita ini, kecuali semalem adalah kejadian kedua dia meminta gue untuk tidak menganggu-nya? Hmmm menganggu dalam hal apa? Ga pernah gue dikasih kesempatan untuk tukarpikiran mengenai hal ini.Kecuali dia sangat marah ketika tahu gue sedang berada dikosannya menunggunya pulang.

Gue harus ketemu dan ingin banget menyatakan bahwa semuanya harus dimulai dari awal lagi.Namun dia begitu angkuh untuk bertemu saja dia menolak sampai akhirnya penantian gue dikosannya tak digubris dengan memberitahu ibu kos kalau dia tak akan pulang malam itu.

Gue begitu shock dengan kelakukannya.Apa yang dia pikirkan tentang gue? Jujur gue bingung dan sedikit geram dengan sikapnya itu.Sangat arogan bahkan terkesan dibuat-buat.Tapi mau dikata apalagi baik buruknya gue sudah ga peduli.Sampai akhirnya gue dihibur ibu kos-nya dengan tukar pikiran tentang segala hal yang menyangkut hidup dia.

Jujur gue ga ada kesanggupan untuk bertahan dalam kondisi seperti ini.Gue cuma ingin membuktikan bahwa gue bukanlah orang yang seperti kebanyakan orang.Berlalu pada saat tidak ada lagi kepentingan.Bukan gue namanya!!! Gue bertekad menunggu dia sampai pulang ke rumah dengan terus menunggu di depan kamarnya.

Gue terlihat begitu konyol dengan terlalu berharap.Bahkan sangat naive jika label itu harus gue sandang.Sampai pagi batang hidungnya tidak terlihat.Rasa-rasanya dia sangat marah dan menyeramkan jika kenyataannya seperti ini. Aku tetap menunggunya sampai akhirnya badan ini begitu lemas untuk berdiri dan gue ga mau mendzalimi hidup dan tubuh gue.Akhirnya gue paham ya sudah selamat tinggal semuanya...yang jelas gue ga akan pernah melupakan semua hal yang pernah kita perbuat.

No comments: