Tuesday, September 16, 2008

sehari di kota lampung

Tanpa terasa, ramadhan sudah memasuki setengah perjalanan.Artinya gw bingung untuk memulai menghitung berapa banyak hal baik yg sdh dilakukan? Atau sebaliknya seberapa besar sih niat gw untuk meminimais hal buruk selama bulan pengampunan ini? Hugh..gw kadang sedih dengan pekerjaan gw yg banyak menuntut mobilitas yang tinggi dan itu tanpa disadari sdh mempengaruhi program ramadhan yg ingin dijalankan? Tapi sejauh ini gw terus aja menikmati setiap hal menyenangkan yg biasa setiap hari terjadi.

Sembari menunggu jadwal pesawat yg masih lama. Sendirian di kamar #514 Grand Anugerah Lampung karena Kang Iwan sudah duluan cabut ngambil penerbangan pagi hari. Semestinya harus pergi bersama namun karena kebiasaan gw suka telat bangun pagi makanya reschedule ke penerbangan yg agak siang. Akhirnya coba menulis apa yg dipikirin.

Ini kali kedua mengunjungi kota Lampung dalam setahun ini. Sama seperti kedatangan sebelumnya kali ini tugas gw hanya nemenin bos. Bedanya kali ini nggak berhubungan dengan aktivitas bisnis hanya sekedar pasang muka hadir di acara Safari Ramadhan yang dihadiri Direksi. Artinya kesibukan gw hanya datang, setor muka, salaman, dan ngobrol ini itu selanjutnya cari lobby kenalan baru. Dan itu ternyata cukup banyak menyita waktu tapi cukup menyenangkan juga.

Gw nggak tahu kenapa, selama berkunjung ke kota Lampung, belum merasa nyaman dengan chemistry kota ini. Geliat pembangunan di kota ini selama kurun setahun ini nggak begitu signifikan kecuali bertambahnya gerai waralaba alfamart dan indomaret yg sudah menghiasi hampir sepanjang kota. Mencoba berjalan disepanjang pertokoan kota juga belum menunjukkan kemauan apa yg diinginkan penduduk 800 jiwa ini? Kota-nya terlalu malu-malu menunjukkan diri dan infrastruktur kotanya belum baik. Contoh kecil, disetiap perempatan jalan nggak dilengkapi dengan traffic light atau penunjuk arah. Sehingga menyulitkan gw menemukan identitas suatu kawasan yg baru gw lewati.

Tapi sejauh ini gw paling suka dengan ketenangan yg tercipta dari setiap rumah yg hadir disepanjang labirin jalan dengan kekhasan rumah perbukitan dan juga jalan yg berkelok. Anak-anak muda disini juga terlihat cukup bergaya dengan pengaruh Jakarta yg kental. Mungkin jarak yg dekat dengan pulau Jawa menyebabkan anak muda di Bandar Lampung terlihat ingin menyamakan kekhasan remaja ibukota.

Ya sudahlah, kota nomor dua di Sumbagsel ini memang tingkat konsumsinya cukup tinggi makanya jangan heran waralaba alfamart, indomaret dan carrefour express membuka gerainya disini. Kabarnya sebentar lagi Hypermart juga bakalan hadir. Namun yg disayangkan akibat terlalu malu-malu berkembang, potensinya terus dikalahkan kota-kota lain yg dahulunya jauh dari kota ini seperti Pekanbaru yg cukup pesat ataupun Batam.

Namun yg pasti Bakso Sony tetep yang terbaik dan membuat gw harus akui kalau positioning untuk urusan makanan khas keripik pisang menjadi yg prioritas sebelumnya. Ah..gw masih bingung untuk menulis apa lagi hanya saja gw bener2 butuh orang yg ngerti banget tentang Lampung biar analisa yg terpikirkan saat ini nggak salah.

No comments: